Laporan Review Sistematik “Manajemen Resiko dan Keselamatan di Rumah Sakit”

Penerjemah : Ns, Kusnadi Jaya, S.Kep., M.Kep., QRMA.

Laporan Review Sistematik “Manajemen Resiko dan Keselamatan di Rumah Sakit”

Diterjemahkan dari

Safety and Risk Management in Hospitals by Michel Dückers, PhD., Marjan Faber, PhD,. Juliëtte Cruijsberg, MSc., Richard Grol, PhD., Lisette Schoonhoven, PhD., and

Michel Wensing, PhD.

Published by: The Health Foundation, www.health.org.uk Registered charity number 286967 Registered company number 1714937 First published December 2009 ISBN 978-1-906461-13-3

Penerjemah : Ns, Kusnadi Jaya, S.Kep., M.Kep., QRMA.

Pengantar 

Keselamatan pasien telah menjadi perhatian para profesional kesehatan, pemerintah dan peneliti di seluruh dunia. Selama dekade terakhir, banyak penelitian telah dilakukan untuk menilai prevalensi, tingkat keparahan dan penyebab berbagai jenis adverse event yang berbeda di rumah sakit serta efektivitas berbagai pendekatan untuk meningkatkan keselamatan.

Tujuan

Tujuan dari tinjauan sistematis ini adalah:

  1. untuk mensintesis bukti-bukti tentang efektivitas deteksi, mitigasi dan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko di rumah sakit; dan
  2. mengidentifikasi dan mendeskripsikan komponen intervensi yang bertanggung jawab atas efektivitas manajemen resiko dan keselamatan.

Metode

Tiga belas database literatur diperiksa pada bulan Mei dan Juni 2008 mengikuti strategi pencarian yang telah ditentukan sebelumnya. Peneliti memasukkan studi dengan kualitas metodologis yang memadai berhubungan dengan efek manajemen risiko dan keselamatan di lingkungan rumah sakit. Setidaknya dua reviewer menilai judul dan abstrak dari studi yang bersifat unik. Dua reviewer, bekerja secara independen, mempelajari artikel teks lengkap yang diambil dan menggali informasi tentang metode dan hasil yang diperoleh.

Hasil

Tiga puluh delapan studi dimasukkan dalam tinjauan akhir, terdiri dari :

  1. tiga tinjauan sistematis/systematic review
  2. enam percobaan acak terkontrol (Randomised Control Trial/RCT)
  3. empat penelitian pre-post test terkontrol (Controlled Before-After/CBA)
  4. sembilan studi deret waktu terputus (Interrupted Time Series/ITS)
  5. enam belas penelitian pre-post test tidak terkontrol (Uncontrolled Before-After/UBA).

Jenis intervensi dan hasil diklasifikasikan ke dalam tiga kategori (dua studi dipasang di lebih

dari satu kategori), antara lain :

  1. deteksi (sembilan studi)
  2. faktor yang meringankan (belum ada penelitian)
  3. tindakan untuk mengurangi risiko (tiga puluh satu studi)

Diskusi

  1. Deteksi

Hasil studi dapat dibagi menjadi dua kategori: laporan insiden dan teknik analisis.

Laporan insiden

Semua studi menunjukkan efek positif pada kualitas dan/atau kuantitas laporan. Temuan-temuan yang bersifat khusus antara lain:

  1. Jumlah total laporan insiden ditemukan lebih banyak pada penelitian yang menggunakan pelaporan insiden secara sukarela (voluntary) dibandingkan dengan penelitian yang menggunakan pelaporan insiden secara rutin (mandatory).
  2. Pelaporan insiden secara sukarela (voluntary) memiliki kecenderungan pelaporan yang kurang mendalam terkait dengan profesi tertentu dan jenis insiden tertentu.
  3. Partisipasi perawat melaporkan insiden jauh lebih sering daripada dokter.
  4. Insiden yang melibatkan pengobatan paling sering dilaporkan.
  5. Umpan balik kepada pelapor dipandang sebagai cara penting untuk mendorong staf melanjutkan kebiasaan melaporkan insiden.
  6. Pelaporan insiden secara multi-institusi, di mana informasi tentang kejadian buruk dikumpulkan dari berbagai rumah sakit lalu dianalisis secara terpusat, mengidentifikasi bahwa masalah keselamatan pasien jarang terjadi tetapi level insidennya sangat penting dan.
  7. Pelaporan berbasis kertas (paper based report) terkadang membantu meningkatkan tingkat pelaporan daripada pelaporan berbasis web (web based report).

Teknik analisis

Banyak publikasi ditemukan berkaitan dengan teknik analisis dalam industri dan kesehatan, tetapi tidak fokus pada efek atau efektivitas. Hanya dua evaluasi yang diidentifikasi; dan keduanya menunjukkan temuan yang positif. Namun, bukti sistematis tentang keefektifan analisis keselamatan masih terbatas.

  • Faktor Mitigasi Insiden

Faktor mitigasi adalah tindakan atau keadaan yang mencegah atau memoderasi perkembangan suatu insiden agar tidak semakin merugikan pasien. Peneliti tidak mengidentifikasi studi apa pun yang masuk dalam kategori ini.

  • Tindakan Untuk Mengurangi Risiko

Sebagian besar studi yang diperiksa oleh para peneliti membahas topik ini. Tindakan yang diambil untuk mengurangi risiko berkonsentrasi pada pencegahan terulangnya insiden keselamatan yang sama atau serupa, dan meningkatkan ketahanan sistem. Kategori outcome utama pasien antara lain:

  1. Medication error (misalnya, entri pesanan dokter terkomputerisasi (computerised physician order entry/CPOE); partisipasi apoteker dalam ronde; perangkat edukasi; sistem pendukung keputusan klinis; kode batang/bar code; program keselamatan merata di seluruh level organisasi; teknologi pompa pintar (contohnya : infuse pump yaitu sistem infus yang dapat memastikan bahwa program pengobatan berada dalam ambang batas yang telah ditetapkan sebelumnya); lembar pesanan terstruktur (lembar pesanan standar yang berisi nomor kategori informasi pra-terstruktur; Inovasi yang menggunakan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan pembelajaran dan mengurangi kesalahan pengobatan; Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
  2. insiden jatuh (misalnya, program pencegahan jatuh multi-komponen; jenis lantai; jenis fisioterapi).
  • kesalahan diagnostik (misalnya, dukungan keputusan terkomputerisasi dan pengingat berbasis web sistem)
  • efek samping (adverse event) dan risiko (misalnya, sistem pelaporan; sistem informasi klinis terkomputerisasi; penyaringan dan tinjauan rekam medis retrospektif; atau kombinasi intervensi termasuk ronde multidisiplin yang dipimpin oleh dokter, dan intervensi budaya)
  • simulasi bertahan hidup (misalnya, pelatihan simulasi bantuan hidup dasar)
  • Kesimpulan

Bukti-bukti penelitian untuk intervensi keselamatan pasien di rumah sakit tetap masih terbatas. Studi yang dipublikasikan sebagian besar melaporkan efek positif; Namun, kualitas metodologi penelitian umumnya lemah. Keanekaragaman bahan yang dikumpulkan membuat sulit untuk menggabungkan studi secara kuantitatif. Manajemen Risiko dan Keselamatan dan intervensi yang diterapkan di lingkungan rumah sakit memiliki banyak segi, oleh karena itu sulit untuk diuraikan efek dari konteks di mana mereka diimplementasikan. Ini membuatnya sulit untuk merumuskan rekomendasi untuk implementasi masa depan bagi para profesional dan pembuat kebijakan. Oleh karena itu ada kebutuhan mendesak untuk mengevaluasi tingginya kualitas manajemen resiko dan keselamatan untuk meningkatkan efektivitas (termasuk efektivitas biaya) dari intervensi yang sudah dirumuskan.

Similar Posts